Alhamdulillah.
Segala puji hanyalah milik Alloh Swt. Tiada yang patut disembah dan dijadikan
sandaran selain Alloh. Hanya Alloh Yang Maha Mengetahui segala hal yang paling
tersembunyi di hati kita. Hanya Alloh Yang Maha Mendengar setiap bisikan niat
yang tersirat dalam hati kita. Hanya Alloh Yang Maha Menghendaki setiap
peristiwa yang terjadi dalam hidup kita.
Sholawat dan salam
semoga selalu terlimpah kepada baginda nabi Muhammad Saw. Sang kekasih Alloh,
penutup para nabi dan rosul, suri teladan yang menyempurnakan akhlak manusia.
Saudaraku, hati adalah panglima.
Hati adalah pemimpin. Hati adalah parameter bagi diri kita seutuhnya. Baik
buruk diri kita, tergantung baik buruknya hati kita. Bersih kotornya diri kita,
tergantung besih kotornya hati kita.
Rosululloh Saw., “Sesungguhnya
Alloh tidak melihat kepada rupa dan harta kalian. Tetapi Alloh melihat kepada
hati dan amal kalian.” (HR. Muslim)
Rosululloh Saw.
juga bersabda, “Ketahuilah, bahwa di dalam setiap tubuh manusia terdapat
segumpal daging, jika segumpal daging itu baik maka baik pula seluruh badannya.
Namun, jika segumpal daging tersebut rusak, maka rusaklah seluruh tubuhnya.” (Muttafaqun
‘alaih)
Dari pesan baginda
nabi Saw. ini kita diingatkan kembali tentang betapa pentingnya untuk selalu
menjaga hati agar senantiasa bening, bersih dari berbagai noda-noda yang
diakibatkan kemaksiatan dan dosa.
Hati yang kotor
bisa membuat amal perbuatan sehebat apapun menjadi sia-sia. Seorang mujahid
yang gugur di medan jihad, bisa sia-sia amal jihadnya itu hanya gara-gara niat di
dalam hatinya yang melenceng bukan karena mengharap ridho Alloh Swt. Seorang
pembaca Al Quran yang pandai membacakan Al Quran, bisa sia-sia amalnya di
hadapan Alloh hanya gara-gara niatnya yang ingin dikagumi dan dipuji oleh orang
lain. Begitupun dengan seseorang yang bersedekah harta sangat banyak, bisa
sia-sia amalnya itu hanya karena rasa ingin dilihat dan diketahui oleh orang
lain. Betapa dahsyatnya pengaruh kondisi hati bagi kita.
Oleh karena itu
sahabatku, sangat penting bagi kita untuk selalu bersungguh-sungguh
menghisab atau mengevaluasi diri atas setiap amal perbuatan yang kita
lakukan. Penting bagi kita untuk sesering mungkin memeriksa hati kita,
memeriksa niat kita. Tanyalah pada hati, apakah yang menjadi alasan atas amal
perbuatan kita. Pastikan bahwa hanya Alloh satu-satunya alasan bagi setiap amal
kebaikan kita.
Alloh Swt.
berfirman, “(Yaitu) hari di mana harta dan anak-anak tidak berguna, kecuali
orang-orang yang menghadap Allah dengan qolbun saliim (hati yang bersih).” (QS.
Asy Syu’aro [26]: 88-89)
Disiplin menjaga
hati adalah ciri orang yang beriman. Rosululloh Saw. adalah manusia yang paling
disiplin dalam menjaga hati. Beliau senantiasa beristighfar setidaknya seratus
kali dalam sehari, meski Alloh Swt. sudah menjamin dosa-dosanya akan diampuni.
Orang yang memiliki hati yang kuat, tahan uji dari berbagai serangan penyakit
hati, hanyalah hati yang dijaga secara disiplin kebersihannya. Semakin disiplin
seseorang menjaga kebersihan hatinya, maka semakin terjaga pula setiap amal
perbuatannya dan semakin dicintai oleh Alloh Swt.
Maka, beruntunglah
orang-orang yang senantiasa menjaga hatinya agar selalu bersih. Tiap kali
teringat akan kekhilafan meski sedikit, langsung dibersihkan lagi dengan
istighfar dan taubat kepada Alloh dengan taubat yang sebenar-benarnya taubat.
Semoga kita termasuk orang-orang yang senantiasa istiqomah menjaga hati,
sehingga pada saatnya nanti kembali kepada Alloh, kita kembali dalam keadaan
hati yang bersih. Aamiin yaa Alloh yaa Robbal ‘aalamiin.
Oleh: KH. Abdullah
Gymnastiar ( Aa Gym )
Beliau adalah pengasuh pondok pesantren Daarut Tauhiid Bandung – Jakarta.
Beliau adalah pengasuh pondok pesantren Daarut Tauhiid Bandung – Jakarta.