Peringati 22 Oktober 2015 sebagai Hari Santri, Ratusan Siswa MI Murni Sunan Drajat Lamongan ikuti Apel
Hari ini merupakan tahun pertama keluarga besar Nahdlatul Ulama dan
seluruh rakyat Indonesia memperingati Hari Santri.
Keputusan Presiden
Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2015 tentang Hari Santri tanggal 22
Oktober merupakan bukti pengakuan negara atas jasa-jasa para ulama dan
santri dalam perjuangan merebut, mengawal, mempertahankan dan mengisi
kemerdekaan.
Peringatan tersebut hari ini dirayakan di seluruh
Indonesia, tak terkecuali di MI Murni Sunan Drajat Lamongan. Kegiatan upacara Hari Santri
diselenggarakan oleh siswa siswi dan ustadz/ustadzah MI Murni yang dilaksanakan di lapangan belakang.
Para santri atau siswa dan ustad/ustadzah mengikuti kegiatan ini penuh khidmat, pada kesempatan ini juga dibacakan resolusi jihad NU dan pembacaan ikrar santri oleh siswa MI Murni.
Pada sambutannya ustadz Dwi menyampaiakan kepada para siswa agar lebih bersemangat lagi dalam belajar untuk menggapai cita-cita yang tinggi. (humas)
MI Murni Sunan Drajat Juara II Lomba Tahfidz Qur'an dalam Rangka LMF (Lamongan Muharrom Festival)
Ahad (18/10/2015) Alhamdulillah Allah berikan kado terindah di bulan Muharrom, Ananda Nayla siswa MI Murni Sunan Drajat Lamongan kelas 4A mendapatkan kepercayaan sebagai Juara II dalam Lomba Tahfidz AlQuran yang diadakan di Lamongan Plaza dalam rangka LMF (Lamongan Muharrom Festival), semoga dapat membawa keberkahan untuk Madrasah, semangat berpacu untuk siswa-siswi serta ustadz/ustadzah untuk membumikan Al-Quran. salam da'wah
Prihatin dengan Kemarau yang berkepanjangan MI Murni Sunan Drajat Lamongan adakan Sholat Istisqo' di Alon-Alon Kota Lamongan
Senin
(12/10/2015) Terik matahari yang cukup panas menyengat tak menyulutkan niat
ustadz/ustadzah dan siswa siswi MI Ma’arif NU Sunan Drajat Lamongan pagi itu, Sebanyak 900
yang terdiri dari ustadz/ustadzah dan siswa siswi menggelar shalat istisqo'
atau sholat minta hujan di Alun-Alun kota Lamongan sambil para siswa juga membawa
hewan ternak..
Kepala madrasah MI Murni, ustadz Dwi Atmojo mengatakan, pelaksanaan salat ini dilakukan sebagai bentuk keprihatinan terhadap kekeringan dan kemarau yang berkepanjangan dan sebagai bentuk kepedulian kami terhadap sesama, lingkungan.
"Kami menyelenggarakan salat minta hujan ini sebagai bentuk kepedulian kami terhadap kemarau yang berdampak kekeringan," kata ustadz Dwi Atmojo, MA
Aksi ini, jelas dia, diharapkan sebagai bentuk pembelajaran para siswa agar lebih peduli terhadap masyarakat sekitar, sehingga siswa tidak hanya mengejar nilai akademis semata. Salat istisqo, kata Dwi, adalah bentuk penyerahan diri pada Allah agar musim kemarau segera berakhir.
"Melalui Salat ini siswa tidak hanya belajar tapi juga mengalami sendiri bagaimana tata cara salat istisqo' ini dilakukan," jelasnya.
Sementara, para siswa berharap semoga Allah segera menurunkan hujan, sehingga kemarau panjang berakhir.
"Semoga kemarau panjang berakhir dan warga Lamongan tidak lagi kesulitan mendapatkan air bersih serta petani bisa kembali bercocok tanam. Semoga hujan segera turun," harapnya.
Afif salah seorang siswa MI Murni menambahkan, salat istisqa' ini merupakan pengalaman pertama bagi dirinya yang telah duduk di kelas 6. Selama ini, dia dan teman-temannya hanya mengetahii teorinya saja. "Belum pernah melaksanakan salat istisqa, baru pertama ini," tandasnya.
Usai pelaksanaan salat, ratusan siswa juga menggelar doa bersama agar musibah kabut asap yang melanda Indonesia segera berakhir. Para siswa pun membubarkan diri dengan tertib dan kembali ke sekolah/madrasah.
Kepala madrasah MI Murni, ustadz Dwi Atmojo mengatakan, pelaksanaan salat ini dilakukan sebagai bentuk keprihatinan terhadap kekeringan dan kemarau yang berkepanjangan dan sebagai bentuk kepedulian kami terhadap sesama, lingkungan.
"Kami menyelenggarakan salat minta hujan ini sebagai bentuk kepedulian kami terhadap kemarau yang berdampak kekeringan," kata ustadz Dwi Atmojo, MA
Aksi ini, jelas dia, diharapkan sebagai bentuk pembelajaran para siswa agar lebih peduli terhadap masyarakat sekitar, sehingga siswa tidak hanya mengejar nilai akademis semata. Salat istisqo, kata Dwi, adalah bentuk penyerahan diri pada Allah agar musim kemarau segera berakhir.
"Melalui Salat ini siswa tidak hanya belajar tapi juga mengalami sendiri bagaimana tata cara salat istisqo' ini dilakukan," jelasnya.
Sementara, para siswa berharap semoga Allah segera menurunkan hujan, sehingga kemarau panjang berakhir.
"Semoga kemarau panjang berakhir dan warga Lamongan tidak lagi kesulitan mendapatkan air bersih serta petani bisa kembali bercocok tanam. Semoga hujan segera turun," harapnya.
Afif salah seorang siswa MI Murni menambahkan, salat istisqa' ini merupakan pengalaman pertama bagi dirinya yang telah duduk di kelas 6. Selama ini, dia dan teman-temannya hanya mengetahii teorinya saja. "Belum pernah melaksanakan salat istisqa, baru pertama ini," tandasnya.
Usai pelaksanaan salat, ratusan siswa juga menggelar doa bersama agar musibah kabut asap yang melanda Indonesia segera berakhir. Para siswa pun membubarkan diri dengan tertib dan kembali ke sekolah/madrasah.