Senin
(12/10/2015) Terik matahari yang cukup panas menyengat tak menyulutkan niat
ustadz/ustadzah dan siswa siswi MI Ma’arif NU Sunan Drajat Lamongan pagi itu, Sebanyak 900
yang terdiri dari ustadz/ustadzah dan siswa siswi menggelar shalat istisqo'
atau sholat minta hujan di Alun-Alun kota Lamongan sambil para siswa juga membawa
hewan ternak..
Kepala madrasah MI Murni, ustadz Dwi Atmojo mengatakan, pelaksanaan salat ini dilakukan sebagai bentuk keprihatinan terhadap kekeringan dan kemarau yang berkepanjangan dan sebagai bentuk kepedulian kami terhadap sesama, lingkungan.
"Kami menyelenggarakan salat minta hujan ini sebagai bentuk kepedulian kami terhadap kemarau yang berdampak kekeringan," kata ustadz Dwi Atmojo, MA
Aksi ini, jelas dia, diharapkan sebagai bentuk pembelajaran para siswa agar lebih peduli terhadap masyarakat sekitar, sehingga siswa tidak hanya mengejar nilai akademis semata. Salat istisqo, kata Dwi, adalah bentuk penyerahan diri pada Allah agar musim kemarau segera berakhir.
"Melalui Salat ini siswa tidak hanya belajar tapi juga mengalami sendiri bagaimana tata cara salat istisqo' ini dilakukan," jelasnya.
Sementara, para siswa berharap semoga Allah segera menurunkan hujan, sehingga kemarau panjang berakhir.
"Semoga kemarau panjang berakhir dan warga Lamongan tidak lagi kesulitan mendapatkan air bersih serta petani bisa kembali bercocok tanam. Semoga hujan segera turun," harapnya.
Afif salah seorang siswa MI Murni menambahkan, salat istisqa' ini merupakan pengalaman pertama bagi dirinya yang telah duduk di kelas 6. Selama ini, dia dan teman-temannya hanya mengetahii teorinya saja. "Belum pernah melaksanakan salat istisqa, baru pertama ini," tandasnya.
Usai pelaksanaan salat, ratusan siswa juga menggelar doa bersama agar musibah kabut asap yang melanda Indonesia segera berakhir. Para siswa pun membubarkan diri dengan tertib dan kembali ke sekolah/madrasah.
Kepala madrasah MI Murni, ustadz Dwi Atmojo mengatakan, pelaksanaan salat ini dilakukan sebagai bentuk keprihatinan terhadap kekeringan dan kemarau yang berkepanjangan dan sebagai bentuk kepedulian kami terhadap sesama, lingkungan.
"Kami menyelenggarakan salat minta hujan ini sebagai bentuk kepedulian kami terhadap kemarau yang berdampak kekeringan," kata ustadz Dwi Atmojo, MA
Aksi ini, jelas dia, diharapkan sebagai bentuk pembelajaran para siswa agar lebih peduli terhadap masyarakat sekitar, sehingga siswa tidak hanya mengejar nilai akademis semata. Salat istisqo, kata Dwi, adalah bentuk penyerahan diri pada Allah agar musim kemarau segera berakhir.
"Melalui Salat ini siswa tidak hanya belajar tapi juga mengalami sendiri bagaimana tata cara salat istisqo' ini dilakukan," jelasnya.
Sementara, para siswa berharap semoga Allah segera menurunkan hujan, sehingga kemarau panjang berakhir.
"Semoga kemarau panjang berakhir dan warga Lamongan tidak lagi kesulitan mendapatkan air bersih serta petani bisa kembali bercocok tanam. Semoga hujan segera turun," harapnya.
Afif salah seorang siswa MI Murni menambahkan, salat istisqa' ini merupakan pengalaman pertama bagi dirinya yang telah duduk di kelas 6. Selama ini, dia dan teman-temannya hanya mengetahii teorinya saja. "Belum pernah melaksanakan salat istisqa, baru pertama ini," tandasnya.
Usai pelaksanaan salat, ratusan siswa juga menggelar doa bersama agar musibah kabut asap yang melanda Indonesia segera berakhir. Para siswa pun membubarkan diri dengan tertib dan kembali ke sekolah/madrasah.